Tentang IDJN

Indonesian Data Journalism Network (IDJN) didirikan pada Februari 2019 dengan tujuan untuk memberikan solusi atas kurangnya pengetahuan jurnalisme data di kalangan jurnalis di Indonesia. Kami adalah organisasi nirlaba dan komunitas yang mempromosikan dan mengajarkan jurnalisme data.
Kegiatan IDJN meliputi meet up rutin untuk belajar jurnalisme data untuk membahas satu laporan atau belajar tools baru, membuat training dan riset jurnalisme data, dan berkolaborasi dalam pembuatan laporan jurnalisme data.
IDJN mempelopori Data Journalism Hackathon di Indonesia, sebuah kegiatan untuk mendorong kolaborasi antara jurnalis, designer, dan programer dalam membuat laporan jurnalisme data. Data Journalism Hackathon sudah digelar sebanyak empat kali sejak tahun 2020 hingga 2022. Lebih dari 300 orang sudah mengikuti hackathon ini, dan menghasilkan 28 laporan berbasis data.
IDJN Team

Wan Ulfa Nur Zuhra
Executive Director
Pernah bekerja di Tirto.id sebagai jurnalis di tim indepth dan manajer rekanan untuk liputan-liputan kolaborasi. Ia juga pernah menjadi reporter di Bisnis Indonesia. Tahun 2018, ia menyelesaikan pendidikan pascasarjana di bidang Jurnalisme Data di Birmingham City University, Inggris. Ia meraih Midlands Media Student Awards 2019 untuk liputan investigasinya soal pabrik esai di Inggris. Kini, selain mengurusi IDJN, Wan Ulfa juga mengampu kursus Jurnalisme Data di Yayasan Pantau dan bekerja sebagai Senior Sub Editor di Glance.

Debora Blandina
Community Manager
Belajar Jurnalisme di Pers Mahasiswa Suara USU. Menyukai isu seputar pemilu dan pernah menjadi reporter di Rumahpemilu.org. Sejak 2016 menjadi jurnalis di Jaringan Indonesia untuk Jurnalisme Investigasi (Jaring.id).

Nenden S. Arum
Program Manager
Pernah menjadi jurnalis pada periode 2012-2016. Mengawali karir sebagai wartawan di harian umum lokal di Solo (Solopos), kemudian di koran ekonomi dan bisnis (Bisnis Indonesia). Saat itu meliput isu-isu terkait bursa saham, perdagangan, pariwisata dan kewirausahaan. Melanjutkan karir sebagai periset dan data analis di Katadata.co.id. Saat ini aktif mengawal isu hak-hak digital dan kebebeasan berekspresi di Indonesia bersama Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) sambil menjadi analis lepas di beberapa perusahaan riset dan data.

Moyang Kasih
Training Manager
Alumnus program Study in the United States Institute di Temple University, Philadelphia.
Mengawali karir jurnalistik di Tempo pada 2014,ia berfokus pada topik sejarah, seni, dan sinema hingga menjadi Redaktur Seni pada 2021. Ia menerima beasiswa Chevening untuk studi pascasarjana MA Social History of Art di University of Leeds, Inggris. Menjadi mentor di Tempo Institute untuk kelas-kelas menulis dan jurnalistik. Selain itu, ia juga mengisi kelas menulis kritik film dan menjadi juri dalam lomba ulasan film oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Mawa Kresna
Editorial Manager
Belajar menulis di LPM Ekspresi sejak 2006. Mendirikan beritajogja.id tahun 2012 lalu berkarir sebagai jurnalis freelance di merdeka.com dan rappler.com sampai 2016. Peraih penghargaan karya jurnalistik terbaik isu Kerja Layak bagi Pekerja Rumah Tangga dan Penghapusan PRT Anak tahun 2016 dari ILO (International Labour Organization) dan AJI (Aliansi Jurnalis Independen) Jakarta dan penghargaan Agraria Reform Media Award 2018 dari Konsorsium Pembaruan Agraria. Menekuni isu agraria, keberagaman dan HAM. Saat ini bekerja di tirto.id.

Christine Francisca
Research Manager
Mengawali karir jurnalistik di Media Indonesia dan Bisnis Indonesia hingga 2013. Kemudian, mendalami multimedia, media sosial dan penceritaan digital untuk jurnalisme di BBC News Indonesia. Pemenang Penghargaan Liputan Media Terbaik tentang Isu Keadilan Pangan (GROW Award 2017) dari Oxfam dan AJI. Penerima beasiswa Chevening untuk MA Digital Media and Culture di the University of Warwick. Menekuni isu media sosial, infrastruktur digital dan kultur media digital. Kini bekerja sebagai redaktur pelaksana untuk platform konten khusus layar kunci Glance.

Rezza Aji Pratama
Editor
Grantee fellow di Pulitzer Center untuk program Southeast Asia Rainforest Journalism Fund. Pernah menjadi jurnalis di Bisnis Indonesia periode 2013-2017 meliput soal teknologi informasi, pasar modal, dan kesehatan. Selanjutnya menjadi jurnalis lepas untuk beberapa publikasi seperti earthjournalism.net dan oxpeckers.org. Sempat juga menjadi Editor di Haluan Media Group. Menekuni isu sains dan lingkungan. Karyanya soal penyelundupan satwa masuk nominasi Sigma Data Journalism Award 2021. Saat ini mengampu kanal politik nasional di Katadata.

Robby Irfani Maqoma
Editor
Editor isu lingkungan di The Conversation Indonesia. Robby memulai karir jurnalistiknya di Majalah Tempo sejak 2014. Alumnus Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini melakukan berbagai peliputan mendalam seputar isu-isu lingkungan, khusus terkait aktivitas industri ekstraktif, transisi energi, masyarakat adat, hingga biodiversitas. Sebelum bergabung di The Conversation, Robby juga aktif menulis seputar penanganan pandemi Covid-19, isu-isu terkait kebijakan publik, dan tindak pidana korupsi.

Louis Lugas
Visualization Experts
Graphic Director di Jurno.id. Alumnus Teknik Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan ini memulai bekerja di dunia jurnalistik sejak 2018 sebagai desainer grafis dan ilustrator di Tirto.id. Dengan berbekal pengalaman membuat infografis sehari-hari, Lugas mulai mempelajari visualisasi data interaktif dengan bahasa pemrograman secara otodidak.